My Body, My Pride, So Stop Body Shaming!

By Chaca Atmika - Wednesday, September 13, 2017

     Banyak orang yang suka menjadikan kekurangan fisik sebagai alat untuk bahan becandaan. Padahal menurut aku kekurangan fisik bukanlah suatu hal yang lucu. Dan ini yang dinamakan body shaming.
     Kita suka nggak sadar, kalau menghina fisik seseorang bisa bikin seseorang depresi atau sakit hati yang bahkan melebihi sakit hati diputusin pacar yang selingkuh. Karena orang selalu mengira dengan menjuluki seseorang hitam, gendut, pesek atau pendek adalah sebuah cara untuk memperlihatkan keakraban. Padahal nyatanya, kamu hanya akan menyakiti perasaan orang yang kamu anggap akrab. Mungkin orang yang kamu kata-katain gendut, hitam, pesek dan pendek itu nggak pernah protes. Tapi jauh dari dalam lubuk hatinya, apa yang kalian utarakan itu akan membuat orang tersebut kepikiran terus. Tau sendiri kan, sesuatu hal buruk yang dipikirkan terus-menerus nggak baik untuk kesehatan.
 
source : http://www.siyawoman.com/anti-body-shaming/
     Aku mau sedikit cerita tentang body shaming yang aku alami semasa SMA. Jadi kulit aku pada dasarnya memang gelap. Dan aku nggak pernah mempermasalahkan itu sampai SMP, karena memang nggak ada teman-teman atau orang terdekat aku yang komplain dengan kulit aku yang gelap. Ketika SMA, aku baru mulai peduli dengan yang namanya merawat kecantikan tubuh. Aku mulai menggunakan lotion, body scrub dan pelembab wajah. Efeknya ya memang kulit aku jauh lebih bersih walaupun tetap terlihat dengan warna dasar yang cokelat. 
     Sampai akhirnya ketika kelas 2 SMA, aku pindah kelas karena memang penjurusan dan bertemu dengan teman-teman baru. Sebenarnya teman-teman aku tuh baik, cuma mereka memang tidak bisa memilih mana hal yang bisa dijadikan jokes. Mostly mereka adalah laki-laki. Aku nggak tau awalnya kayak gimana, tapi memang ini bermula dari keakraban aku sama mereka. Mungkin mereka merasa sangat akrab sama aku, jadi mereka pikir body shaming bukanlah suatu hal yang salah. Dijuluki item, blacky sekali dua kali mungkin nggak akan terlalu berpengaruh ya buat aku. Tapi karena terus-menerus, lama-lama aku juga jadi minder dan mulai kehilangan rasa percaya diri.
     Saking takutnya kulit aku bertambah gelap, aku takut banget yang namanya kena sinar matahari. Jangan pernah ngajak aku naik motor apalagi siang hari karena aku pasti nggak akan mau. Bahkan nih, di mobil aja aku suka menutupi tangan dengan shawl kalau ada cahaya matahari yang masuk. Parahnya lagi, begitu turun dari mobil, kalau memang dapet parkir yang di area terbuka dan siang hari, aku bisa keluar dengan menutupi badan menggunakan jaket dan berjalan di area yang terkena bayangan pohon. Pokoknya aku bener-bener nggak mau kena matahari. Gila kan? Bahkan aku pernah beberapa kali ijin pura-pura sakit atau lagi period biar bisa nggak ikut olahraga karena kondisi lapangan di sekolah cukup panas. Jujur, ini merupakan penyiksaan buat aku.
     Sampai akhirnya aku tau yang namanya suntik putih. Dari situ aku mulai kecanduan melakukan suntik putih tiap 2 minggu sekali. Syukurlah ini nggak berlangsung lama, karena akhirnya aku sempat riset mengenai bahaya suntik putih yang dilakukan secara terus-menerus. Bisa dilihat kan efeknya buat aku?
     Dan kegilaan lainnya adalah, kalian tau nggak aku tuh cukup percaya dengan mukjizat Tuhan. Kalau orang lain selalu meminta kesehatan atau rejeki yang melimpah di setiap doa, tebak aku selalu meminta apa? Ya, dalam doa, aku tuh selalu bilang 'Ya Tuhan, berkati saya agar kulit saya bisa putih seperti Marshanda.' Freak? Ya! Dan itu memang benar-benar terjadi.
   
source : http://www.youthconnect.in/2016/12/29/body-shaming-hate-myself-struggle/
     Kelebaian aku terhadap sinar matahari akhirnya berakhir ketika aku kuliah. Di mana aku bertemu lagi dengan teman-teman baru yang tidak mempedulikan masalah fisik yang aku miliki. Dari situ aku mulai membangun rasa percaya diriku lagi. Bahkan ya, asal tau saja, dulu aku punya sahabat perempuan yang kulitnya putih banget dan sering banget aku jalan berdua saja sama dia di kampus yang bikin aku terlihat semakin gelap jika di samping dia. Tapi nggak ada tuh satu orangpun yang mempermasalahkan itu. Dan aku jadi tau kalau setiap orang punya daya tariknya masing-masing. Aku yang memiliki kulit gelap belum tentu menarik jika memiliki kulit putih. Dan jangan salah, banyak lho yang malah iri atau pengen punya kulit gelap seperti aku. Bahkan mereka nggak sungkan untuk memuji kulit aku yang katanya eksotis.
     Dari situ akhirnya aku mulai percaya diri dengan apa yang Tuhan berikan untuk aku. Nggak ada lagi yang namanya heboh melihat sinar matahari lalu ngumpet di balik pohon-pohon. Aku benar-benar mensyukuri apa yang sudah Tuhan kasih. Dan aku udah nggak iri-iri lagi sama orang yang kulitnya lebih putih daripada aku.
 
source : https://www.theodysseyonline.com/body-shaming-encourage-healthy-lifestyles
     Oiya, perlu diketahui, orang-orang yang melakukan body shaming itu sebenarnya juga tidak memiliki tubuh yang sempurna. Banyak di antara mereka yang memiliki tubuh gemuk, pendek, bahkan sebenarnya kulit mereka lebih gelap daripada aku. Kalau aku mau membalas dengan balik menghina mereka lewat kekurangan fisik, sebenarnya bisa saja. Cuma aku nggak pernah mau melakukan itu, kenapa? Pertama, apa yang mereka miliki itu asalnya dari Sang Pencipta. Tuhan sudah menciptakan mereka dengan kondisi seperti itu, kalau kita menghina sama saja dengan kita menghina ciptaan Tuhan. Lagipula, siapa sih yang mau lahir dengan kondisi tidak sempurna? Dan aku juga sering dengar beberapa kasus body shaming yang berakibat pada seseorang yang akhirnya kehilangan jati diri hingga merubah total dirinya dengan melakukan operasi plastik atau malah sampai melakukan bunuh diri saking merasa dirinya adalah orang yang paling buruk di dunia. Lihat kan betapa jahatnya body shaming?
     Makanya kenapa sih aku pengen banget sharing soal body shaming ini, karena aku pengen banget orang-orang di luar sana yang masih suka melakukan body shaming sebagai lelucon untuk stop body shaming! Jangan salah, body shaming termasuk salah satu bentuk kejahatan lho! Coba yuk mulai sekarang kita pikirin lagi lelucon apa sih yang lebih pantas digunakan selain menghina seseorang dari kekurangan fisiknya. Dan cobalah untuk memposisikan diri sebagai orang yang mengalami body shaming. Nggak enak kan?

  • Share:

You Might Also Like

2 komentar