Matahari dikelilingi oleh planet-planet yang orbitnya hampir menyerupai lingkaran. Semua planet memiliki arah peredaran sama, berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, apabila dipandang dari kutub utara. Arah revolusi semua planet sama dengan arah rotasi matahari.
 

1. Teori Kabut atau Teori Nebula

     a. Immanuel Kant
Ahli filsafat berkebangsaan Jerman ini membuat suatu teori tentang terjadinya tata surya. Teorinya menyatakan bahwa di angkasa terdapat berbagai macam gas. Gas-gas yang massanya besar akan menarik gas-gas yang berada di sekitarnya.
 
     b. Pierre Simon de Laplace
Simon beranggapan bahwa sejak semula kabut gas itu dalam ukuran raksasa dan telah berputar-putar dalam keadaan panas. Kabut gas itu memancarkan panasnya ke alam semesta yang dingin sehingga barangsur-angsur menjadi dingin, menyusut dan berakibat perputarannya menjadi semakin cepat. Karena perputarannya, nebula yang berputar itu menjadi pipih yang merupakan bagian paling panas menjadi matahari sedangkan yang lepas mendingin menjadi planet-planet.
 

2. Teori Planetisimal Chamberlin dan Moulton

Chamberlin dan Moulton pada tahun 1905 membuat suatu teori tentang terbentuknya tata surya. Teori itu juga menganggap bahwa susunan matahari terjadi dari kabut. Hanya saja, kabut itu tidak berbentuk bola, melainkan berbentuk spiral atau pilin yang selanjutnya disebut dengan kebut pilin. Kabut pilin itu diduga terdiri atas butiran-butiran benda padat yang dingin, dinamakan planetisimal.
 

3. Teori Bintang Kembar

Teori ini beranggapan bahwa matahari dahulunya merupakan bagian dari dua bintang kembar. Kemudian, satu bintang meledak dan pecahannya mendingin membentuk planet-planet.
 

4. Teori Protoplanet

Gerard P. Kuiper, sarjana dari Amerika Serikat pada tahun 1950 mengemukakan teori Protoplanet. Toeri itu beranggapan bahwa matahari dan semua planet-planet terbentuk dari sebuah kabut gas ( a cloud of primordian gas) yang banyak dijumpai di angkasa raya.