Pecinta Milk Tea, kali ini aku mau rekomendasiin salah satu produk dari Kiyora, yaitu Kiyora instant Milk Tea yang merupakan perpaduan teh kualitas terbaik dengan susu asli dari Ultrajaya. Sebenernya ada 2 varian Kiyora instant, yaitu Milk Tea dan Matcha Latte. Tapi aku dikirimin sama Lifull hanya yang varian Milk Tea.

     Beda sama yang sebelumnya, jadi dulu aku pernah dikirimin juga yang packagingnya botol, kalau sekarang bentuknya berupa sachet dan dikemas dalam 1 box yang berisi 3 sachet per boxnya.

     Sukanya sama produk ini, karena Kiyora Milk Tea nggak menggunakan perasa buatan, jadi teh dan susunya tuh dijamin asli. Selain itu, nggak ada pengawetnya juga, so dijamin aman buat dikonsumsi.

     Sebenarnya ada 2 cara penyajian nih. Jadi tergantung selera kamu maunya minum dalam keadaan hangat atau dingin. Untuk penyajian yang hangat, caranya kamu siapkan cangkir dan masukan Kiyora bubuknya lalu seduh dengan air panas sebanyak 140 ml. Jangan kelebihan atau kekurangan karena bakalan ngefek ke rasa Kiyora Milk Tea-nya. Setelah itu aduk hingga merata dan siap diminum. 

     Tapi kalau aku sih lebih suka penyajian yang dingin. Cara nyeduhnya hampir sama sih, bedanya kamu cuma masukin air panas sebanyak 75 ml aja, aduk Kiyoranya hingga rata, lalu masukan es batu dan udah deh siap diminum.

     Seperti yang aku bilang sebelumnya, produk ini tuh nggak pakai perasa buatan, makanya bisa dikatakan kalau rasanya nggak terlalu manis. Jadi buat yang suka minuman manis mungkin nggak akan terlalu suka dengan varian ini. Tapi kalau buat aku sih rasanya udah cukup enak, karena aku emang nggak suka minuman yang terlalu manis.

     Ngomongin harga nih, Kiyora Milk Tea cukup terjangkau kok. Nggak mahal alias sesuai dengan harga minuman instant kebanyakan. Cuma Rp 9.000 satu box-nya dan udah dapet 3 sachet. Wanna try?

Kiyora Milk Tea

     Udah tau kan kalau aku tuh suka banget yang namanya pakai masker. Nah kemaren ini aku dikirimin dari Ovale banyak banget produknya dan salah satu diantaranya adalah Ovale Facial Mask Bedak Dingin Whitening for Acne Care. Sebelumnya aku udah pernah liat produk ini di Hypermart, tapi emang nggak berniat nyobain karena masih bingung dengan kata-kata bedak dinginnya. Nah karena sekarang aku udah nyobain, aku bakal review dan share ke kalian tentang produk ini.

Ovale Facial Mask Bedak Dingin Whitening for Acne Care

     Mulai dari packagingnya. Menurut aku simple sih dan cukup nunjukin kalau ini adalah bedak dingin dari design kemasannya. Info penting pada kemasannya juga sangat membantu memahami isi yang ada dalam kemasan. Sesuai namanya, Ovale bedak dingin diperkaya dengan ekstrak mutiara dan ekstrak teh hijau yang bagus untuk membantu merawat kulit berjerawat.

     Masker ini tuh bentuknya butiran mutiara dan 1 sachetnya berisi 30 butir. Tapi kamu cukup pakai 10 butir aja untuk 1 kali pemakaian. Nah sisanya nggak perlu khawatir karena sachetnya ini ada tutupnya, jadi kamu bisa simpan dengan rapi dan nggak kececer. 

Ovale Facial Mask Bedak Dingin Whitening for Acne Care

     Produk ini emang nggak langsung bisa digunakan, tapi cara meramunya gampang banget kok. Kamu cuma butuh wadah dan sendok aja. Setelah itu tuangkan 10 butir masker ke dalam wadah, lalu larutkan dengan 1 sendok makan air bersih. Pastikan airnya nggak kelebihan dan tumbuk masker sampai benar-benar jadi encer baru kemudian aplikasikan ke wajah dan leher. Diamkan selama 15 menit lalu bilas. Kamu bisa pakai Ovale bedak dingin ini 2 kali seminggu untuk hasil yang maksimal.

Ovale Facial Mask Bedak Dingin Whitening for Acne Care

     Selama 3 minggu ini aku rutin menggunakan Ovale Facial Mask Bedak Dingin Whitening for Acne Care. Berarti bisa dibilang aku udah nyobain sebanyak 6 kali pemakaian. Kesan pertama, aku ngerasa dingin dan segar ketika diaplikasikan ke wajah dan setelah dibersihkan, wajah terlihat lebih cerah seperti menggunakan bedak. Kalau untuk lembut dan kencangnya seperti yang di klaim di pacakagingnya sih menurut aku nggak terlalu berasa ya. Yang paling berasa emang segar dan lebih cerahnya aja.

     Sebenarnya produk ini kan untuk kulit berjerawat dan aku emang nggak lagi berjerawat jadi nggak terlalu tahu sih gimana efeknya kalau di kulit yang berjerawat. Kalau di kulit aku sih nggak terlalu bermasalah, tapi kayaknya ada sedikit efek purging di bagian bawah bibir aku yang bikin aku nggak nyaman. Dan kalau ditanya bakalan tertarik buat beli atau nggak, kayaknya sih nggak. Karena aku emang nggak suka kalau ada efek purging gitu, terus juga ternyata ada kandungan paraben dan fragrance di ingredientsnya. Tapi harganya murah banget sih cuma Rp 6.900, siapa tau kalian tertarik buat beli dan coba.

Ovale Facial Mask Bedak Dingin Whitening for Acne Care

     Salah satu barang yang wajib ada di tas aku tuh tisu. Karena aku emang orangnya nggak suka banget kalau tangan kotor dan harus megang sesuatu. Entah itu tisu basah, tisu kering atau hand sanitizer, pasti bakalan selalu ada di dalam tas yang aku bawa kemana-mana.

     Makanya aku seneng banget waktu dikirimin Unitei Handy Wipes dari Lifull. Produk asal Jepang ini dibuat dari bahan-bahan higienis seperti ekstrak chamomile, ekstrak tea tree oil dan bebas alkohol, jadi udah pasti aman digunakan mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga manula.

     Selain bisa digunakan untuk membersihkan tangan, handy wipes dari Unitei ini bisa digunakan juga untuk membersihkan dudukan toilet dan wajah. Tapi aku belum coba sih untuk wajah, karena emang nggak berani bersihin wajah selain menggunakan pembersih yang memang khusus untuk wajah. 

     Tapi tentunya aku udah coba untuk membersihkan tangan donk. Hasilnya bersih banget, aromanya enak, nggak terlalu strong tapi ampuh bisa menghilangkan aroma bekas makanan kayak abis makan ayam, pastikan suka cuci tangan pakai sabun terus masih ada aroma ayamnya. Nah, pas aku bersihkan dengan handy wipes ini, aroma ayamnya bener-bener hilang. Padahal ukuran tisunya menurut aku terbilang kecil, cuma 16x14 cm, karena aku emang dapetnya yang kemasan ekonomis isi 5.

     Dan yang bikin aku suka lagi adalah kemasannya yang lucu banget. Jadi Unitei Handy Wipes ini punya kemasan bergambar kartun mulai dari Disney Tsum Tsum, Princess, Barbie, Doraemon, Hello Kitty, Cars, Avengers dan lainnya. Lucu banget kan? Harganya juga murah, cuma Rp 11.900 udah dapet 4 Handy Wipes yang isi 5. Menurut aku kemasan isi 5 ini enak banget sih buat dibawa kemana-mana karena ukurannya yang mungil dan nggak makan tempat. So you guys, pasti jadi tertarik buat beli kan?

Unitei Handy Wipes Disney Tsum Tsum

     Masih inget nggak kalau aku pernah beli Vitalis Body Scent Breeze cuma buat ikutan lomba flat lay? Nah, kali ini aku nggak beli, tapi dikirimin sama Home Tester yang Vitalis Empress.

     Jadi Vitalis ini lagi ngadain kontes #VitalisEmpression yang berlangsung sejak tanggal 2 hingga 29 Oktober kemarin. Kamu pada ikutan nggak? Atau malah berhasil jadi pemenang? Btw, congrats ya buat 20 pemenang yang sudah terpilih!

     Langsung aja aku review produknya ya. Kemarin itu aku dikirimin 1 botol Vitalis Empress yang ukuran 100 ml dan dapet pouchnya juga. Kalau dilihat dari kemasannya, cukup simple dan elegan dengan nuansa warna putih bening. Tapi memang cukup berat sih kalau dipegang karena bahannya terbuat dari kaca.

     Nah, ngomongin aromanya, Vitalis Empress ini perpaduan antara aroma floral green, Jasmine, Lily, Cyclamen, Musk dan Cedarwood. Jadi bisa dibilang aromanya manis banget dan cukup strong untuk sekali semprotan. Walaupun strong dan terlalu manis di awal, kayak mulut lelaki haha, tapi lama-kelamaan wanginya enak kok. Jauh lebih enak dibandingkan yang pernah aku coba sebelumnya. Dan karena jenisnya Eau de Cologne, harganya juga cukup terjangkau, sekitar Rp 49.000 dengan ketahanan aroma hingga 2 jam. Penasaran coba nggak nih?

Vitalis Empress

     31 Oktober kemaren, aku dapet kesempatan buat nyobain hair cut dan blow dry di Chandra Gupta Hair & Beauty Salon Mall Taman Anggrek. Sebenernya sebulan yang lalu aku baru banget potong rambut sih, tapi karena aku penasaran sama hair treatment di salon ini, jadi aku relain buat potong lagi deh hehe.

     Sebelumnya aku mau introduce dulu nih, jadi Chandra Gupta Hair & Beauty Salon ini udah berdiri sejak tahun 1987 dan sekarang udah punya 5 cabang di Jakarta yaitu di Mall Taman Anggrek, Mall Kelapa Gading, Mall Puri Indah, Pluit Village dan Supermal Karawaci. Selain itu, ada juga waralaba di kota Yogyakarta (Plaza Ambarukmo), Malang (Malang Citi Point) dan Surabaya (Jalan Sulawesi).

Chandra Gupta Hair & Beauty Salon at Taman Anggrek Mall

     Layanan yang diberikan di salon ini beragam banget, mulai dari haircut, make up, blow dry, color / highlight, natural perm, digital perm, smoothing / rebonding, updo / styling, treatment + blow dry, eyelash curl, manicure dan pedicure. Dengan harga perawatan mulai dari Rp 60.000 hingga Rp 1.300.000.

Chandra Gupta Hair & Beauty Salon at Taman Anggrek Mall

     Sebelumnya aku agak bingung sih mau potong rambut model apa, karena aku emang lagi pengen banget manjangin rambut lagi. Jadi kalau nekat potong pendek kayaknya sayang banget. So, akhirnya aku mutusin buat di potong model layer dengan trap yang tinggi di bagian belakang.

     Ini pertama kalinya aku nyobain potong rambut di sini, excited banget pastinya. Apalagi pas masuk, tempatnya bagus dan bersih banget. Sebelum di potong, rambut aku di keramas sama Mas Riza. Orangnya ramah banget dan nge-treat aku dengan baik. Aku sempat nanya shampoo apa yang digunakan dan ternyata hanya shampoo pembersih no brand, tapi harum banget dan di kulit kepala tuh berasa banget bersihnya. 

Chandra Gupta Hair & Beauty Salon at Taman Anggrek Mall

     Setelah itu rambut aku dipotong sama Mbak Yuli. Padahal awalnya aku pengen banget Mas Chandra yang potong rambut aku karena dia memang pendiri dari salon ini. Proses hair cutnya cepet banget karena emang aku nggak pengen terlalu banyak yang dipotong, hanya nambah layer aja. Selesai dipotong, rambut aku dibersihkan lagi dengan air tanpa shampoo sama Mas Riza dan di blow dry.

     After treatment, nggak tau kenapa aku agak nggak sreg sama hasil blow dry-nya. Mungkin karena bentuk rambut aku yang layer jadi kelihatan kayak penuh di depan. Sebenernya kalau di foto nggak terlalu kelihatan jelas hasil cuttingnya. Tapi aslinya layernya bagus. Dan kayaknya gara-gara rambut aku yang tipis tapi aku mintanya trap layernya tinggi di bagian belakang, jadi rambut aku malah kelihatan makin tipis di bagian bawahnya.

My New Hair Cut

     So far aku suka sih sama pelayanan di salon ini, karena ketika aku bilang nggak sreg, mbak Yuli akhirnya nawarin buat rapiin lagi hasil potongan dan blownya. Tapi kalau ditanya bakalan mau balik lagi buat hair cut atau nyobain treatment lain di salon ini, kayaknya aku masih ragu sih bakalan balik lagi ke salon ini atau nggak. Karena mungkin aku sedikit ngerasa nggak puas dengan hasil treatmentnya.

     Tapi kalau kalian ngerasa hasil hair cut aku bagus dan penasaran juga pengen nyobain treatment di salon ini, harga guntingnya itu mulai dari Rp 175.000 sampai Rp 325.000 tergantung hair stylist. Dan kalau pengen nyobain gunting sama Mbak Yuli, harganya Rp 325.000. 

Yuli and Chaca at Chandra Gupta Hair & Beauty Salon

     Setelah sebelumnya aku dapet parfume dari Sogen yang So...? Sensual, kali ini aku dapet lagi nih yang So...? Kiss Me. Wah bedanya apa sih?

     Kalau diliat dari kemasannya, nggak beda jauh sama So...? Sensual, hanya beda di tutupnya aja. So...? Kiss Me ini packagingnya botol kaca dengan tutup menyerupai jamur berwarna merah. Menurut aku lucu banget dan sangat simple.

     Selain packagingnya yang bagus, aromanya juga jadi favorite buat aku. Perpaduan antara aroma blackcurrant, nanas, citron, muguet, freesia, musk dan vanilla bikin parfume ini tuh jadi manis banget. Tapi manisnya pas dan nggak terlalu strong, karena aku memang nggak terlalu suka sama aroma yang menyengat. Harganya juga terjangkau, cuma Rp 24.900 dengan daya tahan sekitar hampir 3 jam, menurut aku worth it. Well, penasaran pengen coba nggak nih?

So...? Kiss Me

     Merayakan dirgahayu Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ke-72 membuat kita jadi semakin mengagumi sosok yang merupakan pejuang bangsa ini. Banyak hal yang harus dikorbankan oleh para TNI demi memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia termasuk hal-hal yang bersifat pribadi.

     Itulah mengapa, walaupun TNI menjadi sosok yang dikagumi, tak sedikit juga yang merasa takut jika harus memiliki pasangan dari kalangan ini. Padahal, setiap profesi pastinya memiliki resiko tersendiri yang akan mungkin terjadi. Dibalik resiko dan banyaknya pengorbanan yang mungkin akan kamu temui jika menikah dengan sosok ini, tapi tak sedikit juga keuntungan menikah dengan Pria yang berprofesi sebagai tentara. Bahkan bisa menjadi kebanggaan tersendiri. Tertarik?

TNI Itu Setia

     Maraknya isu perceraian akibat perselingkuhan membuat beberapa di antara kita khawatir terhadap masa depan sebuah pernikahan yang akan dijalani. Tapi tidak demikian halnya jika kamu memilih pasangan dari kalangan TNI. Bukan berarti profesi lain dianggap rentan dengan kesetiaan. Nilai lebih dari seorang TNI adalah kesetiaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercetus dalam sumpah prajurit.

     Bisa dibayangkan, jika seorang TNI yang setia terhadap Negaranya, tentu TNI tersebut akan setia terhadap pasangannya dan menjadikannya sekali dalam seumur hidup. Tak main-main, jika terbukti melakukan perselingkuhan, seorang TNI bisa terancam dipecat dari jabatannya. Seseorang yang merasakan betapa besar perjuangannya menjadi TNI tentu tak akan melakukan hal bodoh yang bisa menghancurkan karirnya sendiri.

Image : pexels.com

Menikah ala Kerajaan Melalui Prosesi Pedang Pora

     Banyak perempuan mendambakan sebuah pernikahan yang mewah ala negeri dongeng atau kerajaan. Tapi tentu bukan hal yang mudah mengingat kita bukanlah keturunan bangsawan. Walaupun tidak sama persis, tapi hal ini bisa saja terjadi jika kita menikahi seorang perwira militer. Tradisi pernikahan bagi perwira militer yang disebut Pedang Pora ini merupakan sebuah pernghormatan bagi perwira yang akan melepas masa lajang. 

     Tradisi wajib yang dilakukan turun temurun ini terselip sebuah tujuan, yaitu untuk memperkenalkan dunia angkatan bersenjata kepada mempelai wanita. Pada prosesi ini, angkatan bersenjata yang merupakan rekan perwira dari mempelai pria akan berdiri berhadap-hadapan dengan satu orang sebagai komandan regu. Saat komandan regu sudah melaporkan kesiapan mereka kepada kedua mempelai, para pasukan pedang pora dipersiapkan untuk mulai menghunus pedangnya.

     Setelah itu, secara perlahan pedang pora mulai terangkat ketika mempelai berjalan pelan di bawah deretan pedang tersebut. Sambil melewati deretan pedang tersebut, pasukan pedang pora berjalan mengikuti mempelai kemudian membuat formasi lingkaran yang mengelilingi mempelai sembari menghunuskan pedang ke atas hingga seolah membentuk payung. Di saat ini juga lah kedua mempelai akan melakukan pemasangan cincin yang melambangkan kebersamaan dalam mengarungi bahtera kehidupan baru.

Image : thebridedept.com

Mendapatkan Fasilitas Rumah

     Bukan hal yang mudah untuk bisa memiliki rumah pribadi. Namun salah satu keuntungan TNI adalah bisa mendapatkan fasilitas berupa rumah. Walaupun tidak sebesar rumah yang kita impikan selama ini, tapi setidaknya kita bisa tinggal di rumah sendiri dan membangun kehidupan baru bersama pasangan. Kebanyakan orang pasti merasa tidak nyaman jika harus tinggal bersama mertua atau masih nebeng dengan orang tua sendiri. Nah, sembari menyicil untuk bisa membeli rumah impian, kamu bisa tetap tinggal hanya bersama pasangan dengan fasilitas yang diberikan. 

Image : pexels.com

Memiliki Kesempatan Untuk Tinggal di Berbagai Daerah di Indonesia

     Suka merasa jenuh dengan keadaan di lingkungan tempat kamu tinggal? Pasti pernah dengar donk kalau salah satu resiko menikah dengan tentara adalah akan sering berpindah-pindah tempat tinggal. Walaupun tidak semua tentara mengalami hal ini, tapi kebanyakan merasakan demikian.

     Coba ambil sisi positif dari keadaan nomaden yang sedang kamu jalani. Dengan tinggal di berbagai daerah di Indonesia, kamu bisa merasakan adat istiadat dan budaya yang berbeda-beda pula. Tentu ini akan menambah pengalaman dan pengetahuan kamu sendiri. Kamu akan dengan mudah bisa merasakan yang namanya world without strangers karena seringnya beradaptasi dengan lingkungan manapun. Anggap saja liburan keliling Indonesia secara gratis dalam jangka waktu yang panjang.

     Gimana? Masih berpikir dua kali untuk menikah dengan TNI?

Image : pexels.com

     Di era millenial seperti ini, pemandangan lalu lalang orang menggunakan gadget bukanlah suatu hal yang aneh lagi. Mulai dari anak sekolah hingga orang lanjut usia pasti sudah memiliki gadget. Banyak hal yang diuntungkan dengan adanya revolusi besar ini dalam kehidupan. Namun, tak jarang efek negatif juga seringkali timbul dengan adanya gadget.

     Menggunakan gadget bukanlah suatu kesalahan, tapi jika sudah sampai kecanduan dan merugikan banyak pihak, sebaiknya kita mulai mengurangi frekuensi pemakaian. Kamu salah satu orang yang kecanduan gadget? Coba 5 cara mengatasi kecanduan gadget agar kamu bisa melawannya.

Matikan WIFI di Rumah

     Penggunaan WIFI di rumah biasanya ditujukan agar kita bisa lebih menghemat ketersediaan kuota yang ada pada gadget kita. Coba mulai hentikan langganan WIFI di rumah dan hanya pergunakan kuota internet yang ada pada gadget saja. Cara mengatasi kecanduan gadget bisa dilakukan agar kita lebih terbatas dalam penggunaan gadget setiap harinya.

Image : pexels.com

Gunakan Hanya 1 Media Sosial Saja

     Seringkali kita memeriksa media sosial padahal tidak ada notifikasi apapun. Atau meng-update kegiatan sehari-hari di seluruh media sosial yang kita punya. Selain menghabiskan banyak waktu, kita jadi terlihat sibuk sendiri dengan aktivitas di dunia maya. Padahal banyak hal menarik yang bisa kita lakukan di dunia nyata.

     Beberapa kejadian yang terjadi di dunia nyata mungkin tidak perlu selalu dibagikan lewat sebuah unggahan foto atau video di dunia maya, namun cukup kita simpan di dalam memori saja. Nah, cara mengatasi kecanduan gadget yang satu ini memang pasti sulit untuk dilakukan. Tapi percayalah kalau kamu akan mendapatkan banyak manfaat setelah tak terobsesi dengan sosial media dan internet.

Image : pexels.com

Jangan Pergunakan Power Bank

     Membawa power bank setiap saat tentu bermanfaat jika gadget yang kita miliki tiba-tiba kehabisan daya saat dibutuhkan. Namun dengan selalu tersedianya power bank, kita jadi tidak perlu khawatir dengan gadget yang sewaktu-waktu bisa mati. Coba mulai tinggalkan power bank dan atur penggunaan gadget sebaik mungkin agar kita tidak perlu kerepotan kehabisan daya saat benar-benar membutuhkan gadget. Hal ini secara otomatis akan membuat kita menyentuh gadget hanya pada saat dibutuhkan saja.

Image : pexels.com

Matikan Gadget 1 Jam Sebelum Tidur

     Sudah pernah melakukan cara mengatasi gadget yang satu ini? Salah satu hal yang membuat kita susah tidur adalah penggunaan gadget pada malam hari. Adanya rasa ingin memeriksa notifikasi atau hanya sekedar melihat-lihat media sosial dapat membuat jam tidur kita jadi terganggu.

     Coba mulai matikan gadget 1 jam sebelum tidur agar kita tidak perlu selalu memeriksa gadget yang kita miliki. Bereskan semua hal yang mengharuskan kita menggunakan gadget. Bila perlu, pasang status OFF atau Sleeping di layanan chat yang kita punya agar tidak ada yang menghubungi atau khawatir karena kita sedang tidak bisa dihubungi. 

Image : pexels.com

Bekali Diri dengan Sebuah Buku Setiap Hari

     Kebanyakan orang menggunakan gadget pada saat sedang menunggu atau antre. Hal ini dilakukan untuk membunuh waktu dalam mengatasi rasa bosan. Mulai ganti alat bantu penghilang rasa bosan dengan membaca sebuah buku yang menarik minat kalian untuk membaca.

     Bekali diri setiap hari dengan sebuah buku hingga sewaktu-waktu kalian harus menunggu, kalian tahu harus mengakali rasa bosan selain dengan memainkan gadget.

Image : pexels.com

Minggu, 22 Oktober 2017 (Kyoto - Tokyo)

     Apresiasi buat kami ber-4 karena berhasil siap-siap sebelum jam 8 pagi haha. Yup, hari terakhir di Kyoto, terakhir sarapan dengan Mie Gelas plus Energen yang cukup bikin muak. Dan sekarang saatnya check-out dari Hat'n Hat Hostel.

     Cuaca pagi ini masih menyebalkan, hujan. Mau nggak mau sepanjang perjalanan dari Hat'n Hat Hostel menuju Uzumasa Station kita tempuh dengan basah-basahan. Nggak ngerti karena rute yang kita lewati atau emang hujannya cukup deras, sampai-sampai celana jeans aku sukses basah kuyub di bagian bawahnya. Untung banget ya ini hari terakhir di Jepang, karena jujur aja aku cuma bawa 1 celana haha.

     Sempat diskusi mau kemana karena cuaca yang nggak mendukung sekali, akhirnya kita mutusin buat ke Nijo Castle. Dari Uzumasa Station kita naik Sagano Line menuju Nijo Station. Dari Nijo Station kita mesti jalan 15 menit untuk menuju ke Nijo Caste. Sungguh ya, aku benar-benar nggak bersemangat hari ini. Hujannya deres cuy!

     Di Nijo Castle kita nitipin koper lagi di dalam loker yang muat buat 3 koper kecil seharga JPY 700. Untuk tiket masuknya, kita harus membayar lagi sebesar JPY 600. Castlenya luas banget, jadi ada 1 bagian yang kita bisa masuk ke dalam buat liat kayak meeting room gitu, tapi PR banget karena harus lepas sepatu. Nggak masalah sih sebenernya kalau lepas sepatu, tapi ini hujan, kebayang kan sepatu basah mesti dilepas terus dipakai lagi? Super nggak enak.

Nijo Castle

     Jujur aja aku nggak terlalu terkesan dengan isi di dalam Castle, entahlah, menurut aku biasa aja. Setelah itu kita keliling Castle dan memang harus keliling kalau mau nemuin jalan keluar. Dan ini tuh panjang banget, lumayan bikin cape ya sist, mana males juga fotoan karena gerimis.

Chaca at Nijo Castle

     Sekitar jam 11 kita buru-buru balik lagi ke Nijo Station dan mampir bentar buat beli makanan di MOS Burger. Di sini aku beli paket yang isinya kentang, hot dog dan soft drink seharga JPY 620. Baru setelah itu kita naik Segano Line menuju Kyoto Station.

     Dari Kyoto Station, aku udah panik banget karena udah jam 12-an, sedangkan butuh waktu hampir 3 jam menuju  Tokyo. Dan flight dari Narita menuju Jakarta itu jam 18.15. Bisa kebayang kan paniknya? 

     Dan pas mau reserved Shinkansen, aku makin panik gara-gara dikasih tau kalau perjalanan menuju Tokyo lagi padat. Wuaaa, untung aja ada Shinkansen yang non reserved. Akhirnya dengan segala kecepatan membaca petunjuk dan make sure ke petugas, aku naik Hikari 468 yang jam 12:58 menuju Tokyo Station. Thank's God kita berada di antrian pertama yang udah pasti bakalan dapet tempat duduk. Ya kali 3 jam gue ngesot di lantai.

     Asli aku deg-deg-an banget selama perjalanan. Kalau dihitung-hitung, aku bakalan nyampe sekitar jam 4 di Tokyo Station, belum lagi beli Tokyo Banana, terus perjalanan menuju Narita. Keburu nggak ya? Sempat berharap delay karena memang di Shinkansen di kasih warning soal adanya typhoon sih. Tapi takut juga kalau ada typhoon.

     Sampai di Tokyo Station, asli ini rame banget dan bikin makin panik. Bahkan aku sampai ketinggalan payung di Shinkansen, untung aja hari terakhir dan udah nggak butuh juga ya haha. Akhirnya kita buru-buru cari tempat yang jual Tokyo Banana dan ternyata harus antri. Dan aku sembarangan aja beli semua yang dijual di daftar menu. Ada Tokyo Banana Original Flavor isi 8 seharga JPY 1.029, Tokyo Banana Heart Maple Flavor isi 8 seharga JPY 1.080, Tokyo Banana Castella Cake isi 8 seharga JPY 1.134 dan Tokyo Banana Langue de Chat Cookie "Ai & Sachi" isi 16 seharga JPY 1.018.

Tokyo Banana

     Beres itu kita langsung buru-buru ke arah Narita Express. Tapi karena panik, aku nekat naik Yokosuka Line dan bukannya naik Narita Express. Jadi untuk menuju Bandara Narita itu bisa ditempuh dengan berbagai cara. Nah, paling cepat itu naik Narita Express dan bakalan makan waktu sekitar hampir 1 jam. Tapi karena pas banget yang muncul duluan Yokosuka Line, akhirnya aku kayak ya udah naik ini aja deh biar cepet. Ya emang cepet sih masuknya, tapi faktanya kan nyampenya nggak secepat itu. Setelah riset akhirnya aku nyadar kalau naik Yokosuka Line bisa ngabisin waktu 90 menit! Wow!

     Asli udah nggak ngerti lagi mesti gimana. Sempat ngecek flight di website JAL tapi kayak nggak ada info kalau penerbangannya bakal delay. Jadi aku kayak pasrah tapi panik sambil mikir, 'kalau gue ketinggalan pesawat, mesti nambah pengeluaran lagi donk buat beli tiket berikutnya?' higgs. 

     Jam 17:45 akhirnya kita sampai di Bandara Narita Terminal 2. Masih inget kan aku bilang kalau jadwal penerbangan kami tuh jam 18:15? Yup! Dari Terminal 2 menuju maskapai yang kita naikin ini mesti ngelewatin 3 lantai alias naik 3 kali eskalator. Dengan kekuatan yang entah muncul darimana, akhirnya kita lari-lari dan ngangkat-ngangkat koper selama di eskalator. Sayangnya di eskalator ketiga kita udah kehabisan tenaga dan pasrah haha.

     Begitu nemu tempat check-in Japan Airlines, aku langsung random masuk, bodo amat, untungnya nggak rame. Untungnya pas aku ngasih tau number flight dan nanya apa masih bisa check-in, mereka kooperatif banget dan langsung buru-buru bantuin donk! Oh thank's God! Kami nggak ketinggalan pesawat! Nggak jadi bayar extra buat tiket pulang! Yay! 

     Setelah beres, kita langsung ditemenin sama petugas menuju Gate. Berasa cepet aja ngelewatin imigrasi. Oh iya, jarak dari tempat check-in ke Gate itu jauh banget dan bikin lelah ya guys. Pas di akhir, petugasnya ngeliat kalau aku panik banget dan dia bilang kalau santai aja karena pesawatnya delay. What? Kenapa nggak bilang daritadi ya? Rrr.. Padahal aku udah merasa bersalah gitu sampai sok curhat alasan kenapa kita bisa telat dateng. Eh ternyata delay haha.

     Dan begitu nyampe Gate, pas banget pesawat yang mau kita tumpangi baru banget boarding. Sambil nunggu antrian, niatnya aku mau beli minuman karena super haus, eh jadinya malah beli Kit Kat rasa Strawberry sama Grape yang masing-masing harganya JPY 150 haha.

KitKat Strawberry & KitKat Grape seharga JPY 150

     Di dalam pesawat, ketegangan dimulai. Because of typhoon, kita mesti nunggu lama banget buat terbang sampai sekitar 2 jam. Serius aku stres banget, mana kita duduknya kan pada misah, eh untungnya aku dapet tempat sama Merry. Asli ini jadi penerbangan terhoror yang aku lewatin. Bayangin aja, 1 jam di udara aku stres karena pesawat mesti ngebut banget buat bisa ngelewatin typhoon. Udah gitu aku duduk di sebelah jendela yang keliatan jelas anginnya kayak apa. Berasa naik roller coster, bedanya nggak pake rel. Horror! But thank's God,  kita tetap selamat nyampe di Jakarta. Well, rencanain next trip buat liburan tahun depan bareng aku yuk!