Wisata Daerah, Wisata Kuliner sampai Wisata Budaya di Pangkalpinang #pesonapangkalpinang

By Chaca Atmika - Monday, August 29, 2016

     Sejak tanggal 9 Februari 2001, Pangkalpinang ditetapkan sebagai ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai kota terbesar di Pulau Bangka, Pangkalpinang memiliki luas daerah sekitar 118,40 km². Kota yang terkenal sebagai pusat industri pertambangan timah dan banyak ditumbuhi pohon Pinang ini sekarang sudah berkembang pesat menjadi pusat perdagangan, pusat pemertintahan dan pusat industri terbesar lho.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Peta Pangkalpinang (sumber foto : http://pangkalpinangkota.go.id)
     Kalau masih bingung merencanakan tujuan liburan tahun ini, mendingan coba ke Pangkalpinang deh, soalnya banyak banget objek wisata menarik yang bisa jadi destinasi wisata kita. Dan nggak hanya tour wisata saja, kita juga bisa melakukan wisata budaya atau wisata kuliner ke Kota yang saat ini dipimpin oleh Walikota Muhammad Irwansyah sejak tahun 2013 hingga 2018 nanti.
 
     Kalau sudah sampai di Pangkalpinang, jangan sampai nggak nyobain 2 kuliner wajib khas kota ini, yaitu Tai Fu Sui dan Otak-Otak.
 

Tai Fu Sui

      Minuman bergizi khas Bangka ini bahan utamanya adalah kacang kedelai murni dengan cita rasa yang khas. Biasanya minuman ini banyak dijual pada pagi dan juga malam hari di seputar alun-alun kota Pangkalpinang.  Bahkan para penggemar Tai Fu Sui ini punya sebutan sendiri dalam menyebut aktifitas meminum Tai Fu Sui lho, yaitu Musoi. Kalau ketagihan dengan minuman ini, kita bisa juga membuatnya sendiri di rumah. Bahannya cukup kacang kedelai dan air saja. Caranya dengan merendam kacang kedelai yang sudah dicuci bersih, lalu blender sampai halus. Selanjutnya rebus kacang kedelai dan air dengan api sedang dan angkat saat sudah mendidih. Selesai deh, Tai Fu Sui sudah dapat disajikan dalam kondisi panas atau dingin.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Tai Fu Sui (sumber foto : cauchymurtopo.wordpress.com)

Otak-Otak

      Otak-otak khas Bangka ini ada 2 jenis, yaitu otak-otak daging ikan berwarna putih dan satunya berwarna coklat yang terdiri dari kulit dan daging ikan yang masih segar, jadi antara daging dan kulit ikan tenggiri dipisahkan sehingga warna coklat itu berasal dari warna kulit ikan tenggiri. Biasanya otak-otak ini dimakan dengan menggunakan sambal atau saus. Jenis saus atau sambalnya sendiri juga ada 3 macam, yaitu saus sambal asam, saus sambal biasa dan saus sambal terasi dengan jeruk nipis. Otak-otak bangka ini isinya memang kecil mungil, tapi rasa ikannya menggigit banget, soalnya proses pembuatannya di bungkus dengan daun pisang lalu dibakar sehingga rasa ikannya masih terasa.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Otak-Otak khas Bangka (sumber foto : lifestyle.okezone.com)
     Terus, kalau di Pangkalpinang, objek wisata apa saja sih yang bisa dikunjungi? Ternyata tidak hanya wisata pantai atau museum bersejarah saja yang bisa dikunjungi di Pangkalpinang lho, wisata peribadatan di kota ini juga menarik dan bisa menjadi salah satu alternatif destinasi wisata.
 

Pantai Pasir Padi

      Pantai ini jaraknya hanya sekitar 7 km dari Kota Pangkalpinang. Biasanya wisatawan datang untuk berenang atau sekadar berjemur di pantai ini karena ombak lautnya yang tenang. Menariknya, ketika air pantai ini surut, kita bisa berada hampir dibagian dalam bibir pantai yang membuat kita seolah-olah terlihat seperti sedang berada di pulau kecil pinggir pantai. Dan tidak hanya wisatawan saja, bahkan mobil juga bisa masuk ke bibir pantai ketika air surut. Oiya, di pantai Pasir Padi ini juga terkenal dengan restoran seafoodnya yang lezat lho.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Pantai Pasir Padi (sumber foto : www.bello.id)

Museum Timah

      Museum ini merupakan satu-satunya museum timah yang ada di Indonesia, bahkan di Asia lho! Di museum timah ini kita bisa melihat beragam koleksi benda-benda terkait tambang timah, selain itu tersimpan juga sejarah proses penambangan timah dari alam sampai pengolahan secara tradisional maupun modern, baik berupa dokumen maupun foto-foto. Dulunya bangunan museum ini merupakan tempat tinggal para karyawan Bangka Tin Winning. Tidak hanya itu saja, bangunan ini dulu juga pernah digunakan sebagai tempat diadakannya Perjanjian Roem-Royen pada 7 Mei 1949 silam. Bahkan hasil perjanijan tersebut hingga kini masih tersimpan rapi di museum ini. Jika tertarik datang ke museum ini, langsung saja menuju ke arah jantung kota tepatnya di Jalan Achmad Yani No. 17 Pangkalpinang.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Museum Timah (sumber foto : grandevi.blog.surya.ac.id)

Masjid Jamik

      Masjid yang dibangun oleh masyarakat Kampung Dalam Pangkalpinang pada 3 Syawal 1355 H atau 18 Desember 1936 H ini merupakan masjid terbesar dan tertua di Pangkalpinang. Di masjid ini kita bisa melihat bukti tulisan pembangunan masjid pada meja marmer putih yang letaknya di barat pekarangan depan masjid. Keunikan masjid ini terletak pada bangunannya, di antara tangga depan yang berbentuk setengah lingkaran dengan atapnya dihiasai oleh tiang penyangga kecil berjumlah 5 yang bisa diartikan sebagai Rukum Islam. Selain itu, antara tembok depan dengan atapnya dihiasi oleh tiang penyangga kecil sebanyak 6 buah, 3 di sebelah kanan dan 3 di sebelah kiri yang bisa diartikan sebagai Rukun Iman. Tak hanya itu, salah satu Benda Cagar Budaya Kota Pangkalpinang ini juga memiliki 4 tiang utama sesuai jumlah Khalifaturrasyidin, 5 pintu masuk, 3 di depan, 1 di samping kiri dan 1 di kanan serta terdiri atas 3 undakan atau tingkatan dengan satu kubah dan 4 menara.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Masjid Jamik (sumber foto : xyztempatwisata.com)

Klenteng Kwan Tie Miaw

      Kelenteng tertua di Pulau Bangka yang diresmikan sejak tahun 1846 ini letaknya di Jalan Mayor Muhidin, Pangkalpinang dan dulunya bernama kelenteng Kwan Tie Bio. Di kelenteng Kwan Tie Mia ini kita bisa melihat hiasan buah labu pada puncak atap kelenteng dan Patkwa yang melambangkan keberuntungan, rejeki atau kebahagiaan di depan kelenteng yang ditengahnya ada lingkaran hitam putih ( Yin dan Yang). Saat ini, di sekitar kawasan Klenteng Kwan Tie Miaw sudah ditambah dengan lokasi Gang Singapur dan Pasar Mambo yang sedang dikondisikan sebagai salah satu objek dan daya tarik wisata Kota Pangkalpinang.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Klenteng Kwan Tie Miaw (sumber foto : jalan2.com)

GPIB Maranatha

      Gereja yang dibangun tahun 1927 ini awalnya bernama Kerkeraad der Protestansche Gemeente to Pangkalpinang. Gereja ini memiliki ciri yang unik dan menarik dengan adanya menara jam yang besar. Bangunannya sendiri terbuat dari beton dengan atap berbentuk limas dan dinding dari bata yang dilapisi batu granit. Di lingkungan sekitar gereja ini dibangun pula rumah pendeta atau Pastori.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
GPIB Maranatha (sumber foto : www.jotravelguide.com)
     Kata siapa liburan itu cuma untuk mengunjungi suatu tempat wisata? Kita bisa juga liburan dengan melihat budaya khas kota Pangkalpinang lho. Selain refreshing, wisata budaya ini juga bisa menambah ilmu pengetahuan terhadap suatu adat istiadat daerah di Indonesia.
 

Budaya Nganggung

      Tradisi gotong royong masyarakat Pangkalpinang dengan membawa makanan lengkap di atas dulang kuningan yang ditutup dengan tudung saji ini dikenal juga dengan adat Sepintu Sedulang. Nantinya dari tiap pintu rumah membawa satu dulang yang terbuat dari kuningan berisi makanan sesuai dengan status dan kemampuan keluarga tersebut. Tradisi Nganggung ini biasanya dilakukan pada upacara keagamaan seperti Idul Fitri, Idul Adha, Mauludan, Nisfu Sya'ban dan kegiatan Muharram.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Budaya Nganggung (sumber foto : www.qberitakan.com)

Makam Akek Bandeng

      Nama sebenarnya Akek Bandeng adalah Akek Malik. Beliau lahir tahun 1850 dan wafat tahun 1920. Selama hidupnya, akek Bandeng tidak menikah. Di makam akek Bandeng ini sering diziarahi masyarakat karena beliau adalah seorang ahli ibadah yang shaleh serta dikaruniai oleh Allah SWT dengan berbagai macam barokah.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Makam Akek Bandeng (sumber foto : pangkalpinangnews.blogspot.com)

Ritual Ceng Beng atau Sembahyang Kubur

      Ritual Ceng Beng ini merupakan perwujudan dari sikap masyarakat Tiong Hoa yang sangat mencintai dan menghormati leluhurnya. Biasanya orang-orang di Pangkalpinang ataupun di perantauan akan berupaya untuk pulang dan melaksanakan ritual. Ritual ini dimulai dengan kegiatan membersihkan kuburan dan pendem selama 10 hari sebelum pelaksanaan Ceng Beng. Puncaknya, setiap tanggal 5 April kalender Masehi. Sejak dini hari hingga terbit fajar, orang-orang akan melakukan persembahyangan dan meletakkan sesajian berupa aneka buah-buahan, uang kertas dan membakar garu. Ritual Ceng Beng ini ditandai dengan hiasan lampion dan aroma hio yang menyengat hidung serta alunan musik Belaz Band atau Tajidor.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Ritual Ceng Beng atau Sembahyang Kubur (sumber foto : www.tribunnews.com)

Pawai Ta'aruf

      Pada pawai tradisional ini, sebagian besar umat Muslim akan melakukan pawai keliling kota dengan menggunakan baju muslim yang beraneka ragam sambil melantunkan salawat dan lagu-lagu Islami, serta mengusung replika Al-Quran dan poster berisi pesan menjauhi maksiat.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Pawai Ta'aruf (sumber foto : tribratanewspangkalpinang.com)
     Nggak lengkap rasanya kalau sudah jalan-jalan dan melihat banyak tradisi Kota Pangkalpinang, tapi belum membeli oleh-oleh khas Pangkalpinang yang bisa dibagikan untuk saudara, teman atau malah bisa dipakai sendiri. Di souvenir shop atau kain cual Ishadi, kamu bisa mendapatkan sesuatu yang khas kota Pangkalpinang dan dijamin nggak bakalan ada di kota lain.
 

Souvenir Shop

      Banyak tempat shopping yang bisa dipilih untuk mencari barang-barang khas dari daerah Pangkalpinang ini. Bisa mulai dari pasar modern Bangka Trade Center atau toko souvenir dan oleh-oleh khas Bangka Belitung yang tersedia disepanjang kawasan strategis kota.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Bangka Trade Center (sumber foto : winangkit.com)

Kerajinan Kain Cual Ishadi

      Kain Cual atau batik cual yang merupakan kain khas Bangka Belitung ini punya corak flora fauna dan motifnya juga elegan. Proses tenunnya sendiri beragam, bisa dengan menggunakan benang emas, cetak printing, proses pembatikan dan juga menggunakan tangan. Tidak hanya berbentuk kain, baju atau kemeja di sini juga menjual tempat lipstik, kotak pensil, kipas, topi, tatakan gelas, place mate, syal yang harganya berkisar Rp 6.000 - Rp 50.000. Kalau mau menjadikan kain cual Ishadi ini sebagai oleh-oleh, datang saja langsung ke Jalan Ahmad Yani No. 46 Pangkalpinang.
 
Wisata Budaya di Pangkalpinang
Kain Cual Ishadi (sumber foto : dev.radarbangka.co.id)
     Seru banget ternyata di kota Pangkalpinang ini ya. Banyak sekali hal-hal menarik dari #pesonapangkalpinang yang bisa kita kunjungi dan dibagikan bagi diri sendiri ataupun orang lain. Jadi buru-buru pengen liburan dan segera mengunjungi destinasi wisata di Pangkalpinang kan?

  • Share:

You Might Also Like

2 komentar